1.JACKSON FIVE (Jackie, Tito, Jermaine, Marlon dan Michael Jackson)
The Jackson 5, Jackson Lima (dieja juga dengan The Jackson Five atau The Jackson 5ive, dan kemudian sebagai The Jacksons) adalah kelompok penyanyi bersaudara yang berasal dari Gary, Indiana. Jacson 5 telah mendapat 2 kali nominasi Grammy Award.
Anggota pendiri kelompok, Jackie, Tito, Jermaine, Marlon dan Michael Jackson membentuk grup ini setelah mengganti nama menjadi The Jackson Brothers, yang pada awalnya terdiri dari 3 orang saudara tertua. Aktif dari 1966 sampai 1989, Jacksons bersaudara bereksperimen dalam musik R&B, soul, pop dan terakhir disko. Selama karir 6 tahun di Motown, Jackson 5 adalah salah satu fenomena pop terbesar di tahun 1970-an[1].
Jackson 5 memulai merilis single ("I Want You Back", "ABC", "The Love You Save", dan "I'll Be There") yang mencapai puncak Billboard Hot 100 di tangga lagu Amerika Serikat. Beberapa single, seperti "Mama's Pearl", "Never Can Say Goodbye" dan "Dancing Machine", menduduki Top 5 hits lagu pop dan nomor satu di tangga lagu single R&B. Sebagian besar ditulis dan diproduksi oleh penulis lagu spesial mereka di Motown, yaitu "The Corporation"; lagu-lagu Jackson 5 yang belakangan sebagian besar dikerjakan oleh Hal Davis. Di akhir 1970-an, Jacksons bersaudara mulai menulis dan memproduksi sendiri lagu-lagu mereka.
2.THE BEATLES
The Beatles adalah grup band rock dan pop legendaris dari Liverpool, Inggris. Terdiri dari empat personil, yakni John Lennon, Paul McCartney, George Harrison dan Ringgo Star.
Sebagian besar lagu-lagu The Beatles yang dibentuk pada 1959 ini ditulis oleh Lennon dan McCartney.
Popularitas The Beatles tidak perlu diragukan, sampai pers di tempat tinggal mereka menelurkan istilah 'Bealesmania' bagi penggemar fanatik The Beatles.
Manajer The Beatles, Brian Eipstein, pertama kali mendengarkan The Beatles lewat piringan hitam di toko musiknya. Lalu ia mulai menawarkan The Beatles kepada Decca Record, namun gagal kala itu. Namun tak patah semangat, Brian mencoba ke label Parlophone dan berhasil diterima.
Album pertama The Beatles dengan titel PLEASE PLEASE ME, dengan hit single Please Please Me dan Love Me Do pada 1963. Selanjutnya, album demi album berhasil dihasilkan oleh The Beatles, diantaranya WITH THE BEATLES (1963), A HARD DAY'S NIGHT (1964), BEATLES FOR SALE (1964), HELP! (1965), RUBBER SOUL (1965), REVOLVER (1966), SGT. PEPPER'S LONELY HEARTS CLUB BAND (1967), MAGICAL MYSTERY TOUR (1967), THE BEATLES (1968), YELLOW SUBMARINE (1969), ABBEY ROAD (1969), LET IT BE (1970).
The Beatles bahkan mampu menjual lebih satu milyar kopi albumnya di seluruh dunia, sebuah prestasi yang sulit ditandingi oleh grup band saat ini.
3.ABBA
ABBA dibentuk di Swedia tahun 1973 oleh Benny Anderson, Bjorn Ulvaeus, Agnetha Faltskog, dan Anni-Frid Lyngstad. Sebelum bergabung sebagai ABBA, ke 4 personel ABBA sudah dikenal publik musik Swedia. Benny adalah vocalist sekaligust keyboardist dari Hep Stars sementara Bjorn adalah guitarist grup Hootenanny Singers. Agnetha sendiri mulai meraih ketenaran saat mendapat peran sebagai Mary Magdalene dalam drama musikal Jesus Christ Superstar. Sementara Annie adalah penyanyi jazz yang tekenal setelah memenangkan festival tingkat nasional di Swedia sana.
Kepopuleran ABBA dimulai saat mereka tampil dalam Eurovision contest walaupun saat itu mereka cuma berada di peringkat 3 saja. Lagu mereka Ring, Ring menjadi hits yang diminati para pendengar. Tahun berikutnya mereka mencoba keberuntungan lagi di Eurovision dan kali ini mereka berhasil meraih tempat pertama dengan lagu mereka Waterloo.
Tahun 1975 mereka merilis S.O.S yang akhirnya menjadi hits tidak hanya di Amerika dan Inggris namun juga di Spanyol dan Jerman. Serangkain hits yang dirilis kemudian seperti Mamma Mia, Fernando, dan Dancing Queen menyusul kesuksesan S.O.S ini. Setahun kemudian mereka sudah merilis Greatest Hits mereka yang pertama.
Kesuksesan ABBA ini berlanjut hingga 1978 saat Benny Anderson dan Anni-Frid Lyngstad memutuskan menikah menyusul pernikahan Bjorn Ulvaeus dan Agnetha Faltskog. Beberapa bulan setelah pernikahan Benny dan Anny, mereka memutuskan bercerai yang akhirnya disusul oleh perceraian Bjorn dan Agnetha. Percerian mereka akhirnya berbuntut bubarnya grup ini.
Setelah bubarnya grup besar ini, masing-masing personel akhirnya disibukkan kegiatan bermusik mereka sendiri-sendiri walaupun tidak satu pun yang mampu mengulang kesuksesan ABBA. Sementara popularitas ABBA sendiri tidak ikut mati dengan bubarnya grup mereka. Lagu-lagu mereka masih sempat dibawakan ulang oleh grup atau penyanyi lain.
3.GREEN DAY
Green Day adalah sebuah kelompok musik bergenre punk rock yang berasal dari California, Amerika Serikat dan terdiri atas Billie Joe Armstrong (penyanyi utama, gitaris), Mike Dirnt (basis, penyanyi pendukung), dan Tré Cool (pemain drum, penyanyi pendukung). Green Day telah diakui di dunia musik karena keberhasilan mereka dalam mengembalikan dan membuat genre punk rock kembali terkenal, bersama-sama dengan grup musik tahun 1990-an seperti The Offspring dan Rancid.
Musik mereka telah mempengaruhi banyak kelompok musik beraliran punk lain, seperti Blink 182 dan Good Charlotte.
Grup musik ini telah menjual lebih dari 24.2 juta album di Amerika Serikat dan lebih dari 53.1 juta album di seluruh dunia. Green Day telah memenangkan berbagai penghargaan, seperti MTV Video Music Awards dan Nickelodeon Kids' Choice Awards, juga berbagai penghargaan lainnya, serta telah memenangkan 3 Grammy Awards (Best Alternative ALbum untuk Dookie, Best Rock Album untuk American Idiot dan Record of the Year untuk Boulevard of Broken Dreams.
4.THE ROLLING STONES
The Rolling Stones adalah sebuah band rock Inggris yang mulai terkenal sejak tahun 1960-an masih eksis hingga sekarang. Apabila dianalogikan, The Rolling Stones adalah sebuah batu yang hingga kini masih menggelinding, entah sampai kapan.
Dibentuk di London, Januari 1963. Tetapi sesungguhnya cikal bakal Stones sudah ada sejak tahun 1962 dengan formasi awal yang terdiri dari Mick Jagger (Vokal, Harmonika), Keith Richards (Lead Gitar), Brian Jones (Rhytm Gitar, Harmonika), Mick Avory (Drums) dan Dick Taylor (Bass). Kelak sang drummer Mick Avory akhirnya bergabung dengan The Kinks dbp Ray davies, dan Dick Taylor mendirikan bandnya sendiri yaitu The Pretty Things
Band dengan formasi kuintet ini didirikan oleh Brian Jones (kelahiran Cheltenham, Inggris, 28 Februari 1942). Ia meninggalkan Cheltenham dan pergi ke London untuk membuat grup musik. Sebelum mendirikan The Rolling Stones, Brian sempat bergabung dengan band Cheltone Six (Sebagai pemain klarinet) dan The Ramrods. Ketika di London, Brian bertemu dengan Mick Jagger dan Keith Richards, yang dimana akhirnya mereka bertiga membentuk sebuah grup musik yang bernama Little Blue & The Blue Boys
5. METALLICA
Metallica didirikan pertama kali di Los Angeles – Amerika Serikat dengan nama The Young of Metal Attack. Beberapa bulan kemudian grup ini berganti nama dengan Metallica yang konon merupakan gabungan kata Metal dan Vodca. Nama Metallica sendiri sebenarnya adalah nama yang diusulkan untuk sebuah majalah musik yang dicuri oleh Lars Ulrich sebelum majalah tersebut mendapat nama tersebut.
Formasi pertama Metallica adalah Lars Ulrich (drum), James Hetfield (vokal dan gitar), Lloyd Grant (gitar) dan Ron Mc Govney (bass). Formasi inilah yang kemudian melahirkan lagu pertama berjudul Hit The Light, yang kemudian masuk album kompilasi rock Metal Massacre tahun 1981.
Setelah Metal Massacre beredar, Grant dan Ron mengundurkan diri. Posisi Grant digantikan oleh Dave Mustaine dan posisi Ron digantikan Cliff Burton. Formasi ini kemudian pada Juli 1982 mengeluarkan demo-album No Life Till Leather. Demo inilah yang kemudian mengantarkan Metallica mendapatkan agen dan kemudian hijrah ke New York.
Pada 1983, Metallica berencana akan melakukan tur pendek kebeberapa kota. Sayang Hetfield dan Mustaine malah terlibat perseteruan, hingga akhirnya Mustaine keluar dan kemudian mendirikan Megadeth. Posisi Mustaine digantikan oleh Kirk Hammett , gitaris dari grup Exodus. Formasi ketiga inilah yang kemudian mengeluarkan album Kill ‘Em All pada bulan Mei 1983.
Pada tahun 1984, Metallica semakin besar dengan menerbitkan album Ride the Lightning. Album ini bertahan 50 minggu dalam Billboard Top 200. Demi memperlancar promosi mereka juga mengeluarkan mini album Jump In The Fire.
September 1985, Metallica memproduksi album Master Of Puppets. Kembali Metallica masuk Billboard Top 40 selama 72 minggu. Album ini merupakan album yang meraih platinum tanpa single dan video.
Tanggal 27 September 1986, dalam perjalanan tur ke Skandinavia – bus yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan dan Cliff Burton (bass) meninggal dunia. Peristiwa ini begitu memukul seluruh anggota band. Bahkan Dave Mustaine yang telah mendirikan Megadeth, mengenang kematian Cliff dalam lagu In My Darkest Hour (album Megadeth: So far.. So Good.. So What!). Oktober 1986, posisi Cliff Burton digantikan oleh Jason Newsted, basis dari grup Floatsam And Jetsam.
Album …And Justice For All beredar September 1988. Disinilah Metallica mulai mengeluarkan video klip. Video pertama mereka adalah untuk lagu One, video ini mencapai nomor 1 di MTV. Keberhasilan ini kemudian mendorong produksi video klip Cliff ‘Em All sebuah video kenangan untuk Cliff Burton.
Akhir 1990 album Metallica direkam. Album ini membuat Metallica mencapai penjualan quadruple platinum dan menjadi album nomor satu di delapan negara Amerika dan Eropa. Serta meraih penghargaan Grammy Award, kategori Penampil Metal Terbaik dua tahun berturut-turut.
Basis jason Newsted mengundurkan diri dari band setelah bersitegang dengan James Hetfield. Perseteruan ini disebabkan Jason Newsted lebih menghabiskan waktu dengan proyek-nya sendiri. Anggota band yang lain menganggap Metallica harus diutamakan, meskipun pada saat itu Metallica sedang vakum.
Grup ini pada saat ini beranggotakan Lars Ulrich (drums), James Hetfield (vokal dan gitar), Kirk Hammett (gitar) dan Rob Trujillo (bass). Mantan anggota lainnya termasuk Ron McGovney (bass), Dave Mustaine (gitar), Cliff Burton (bass) dan Jason Newsted
6.GUNS N ROSES
Maret 1985, Axl Rose eks vokalis Hollywood Rose dan Tracii Guns eks gitaris L.A Guns berencana untuk membentuk sebuah grup yang akhirnya diberi nama Guns N' Roses. Grup yang didirikan di Los Angeles, Amerika Serikat ini sempat berganti-ganti personel bahkan Tracii Guns pun hengkang dari grup ini.
Album pertama mereka APPETITE FOR DESTRUCTION dilepas 1987. Album ini laku keras karena single-single macam Welcome to the Jungle, Sweet Child o' Mine, dan Paradise City.
Album kedua mereka GN'R LIES tidak sepopuler album pertama mereka, single manis Patience tidak cukup kuat mengangkat penjualan album ini. Namun dobel album USE YOUR ILLUSION I dan USE YOUR ILLUSION II yang mereka rilis 1991 kembali membawa GN'R ke puncak kejayaan. Dua album ini berisi banyak lagu yang kemudian melambungkan nama Guns N' Roses seperti: Don't Cry, November Rain, Civil War, Knockin' on Heaven's Door, dan Estranged.
Album THE SPAGHETTI INCIDENT? yang mereka lepas 1993 nampaknya adalah pertanda berakhirnya kejayaan GN'R. Album yang berisi lagu-lagu daur ulang dari artis lain ini tak bisa meraup keuntungan seperti album-album sebelumnya.
GN'R berada di puncak kejayaan mereka dengan formasi : Axl Rose, Slash, Izzy Stradlin, Duff McKagan, Dizzy Reed, dan Matt Sorum
Senin, 26 November 2012
Group Band Paling Populer Dan Legendaris Di Dunia
Diposting oleh
only 13
di
04.23
0
komentar
Hack Berbahaya
1.Jonathan James


James adalah orang Amerika, saat baru umur 16 taun dia dikirim ke penjara karena kelakuannya di dunia maya. Situs departemen pertahanan Amerika dibobol olehnya dan dia cuma bilang itu tantangan bagi dia dan merupakan suatu kesenangan tersendiri. NASA juga terkena dampak keisengan dia, James mencuri software NASA yang diperkirakan seharga $1.7 juta dollar AS. Sehingga NASA dipaksa untuk mematikan server dan sistemnya. Karena kelakuannya, dia juga tidak boleh menyentuh komputer selama 10 tahun. Tapi sekarang dia sudah di jalan yang benar dan bikin sebuah perusahaan keamanan di bidang komputer.
2.Adrian Lamo

Dia membobol New York Times untuk mendapatkan info personal dan beberapa security number dan membobol Microsoft. Dia akhirnya didenda $65.000 dollar US. Saat ini dia jadi pembicara di beberapa acara seminar.
3.Kevin Mitnick

Inilah legenda hidup yang saat ini benar-benar mantap dalam dunia hack.
Inilah kelakuan dia:
-Menggunakan Los Angeles bus transfer system buat mendapatkan tumpangan gatis
-Mengelabui FBI
-Hacking kedalam DEC system (Digital Equipment Corporation)
-Mendapatkan administrator positon dalam satu komputer IBM biar menang judi, karena adminnya yang punya laptop IBM tersebut
-Hacking Motorola, NEC, Nokia, Sun Microsystems dan Fujitsu Siemens systems
Dan masih banyak lagi kelakuan dia yang luar biasa.
seorang white hat hacker pun yang bernama Tsutomu Shimomura pun (ahli
juga dia dan merupakan top 5 white hat hacker), dihack komputer systemnya, dan terjadilah perang luar biasa. Dia dilacak dan ditangkap oleh FBI dengan bantuan Tsutomu Shimomura yang melacak (tracking) lewat jaringan HP’ yang dibawa ama Mitnick saat itu. Tapi sekarang dia sudah tobat dan menjadi seorang penulis buku, konsultan security, dan pembicara.
4.Kevin Poulsen

Juga dikenal dengan Dark Dante. Dia menghack database FBI. Selain itu dia
juga menghack seluruh lines phone station karena Memang kemahiran dia menghack lewat phone lines. Saat ini dia jadi senior editor di Wired News, dan berhasil menangkap 744 penawaran sex melalui profiles Myspace.
5.Robert Tappan Moris

Dia berasal dari hannover Jerman yang menamakan komputernya FUCKUP (First Universal Cybernetic-Kinetic Ultra-Micro Programmer). Dia melakukan beberapa keberhasilan dalam menghack pada kurun waktu 1985-1988. Dia
juga seorang cocaine addict.
Dia berhasil membobol beberapa sistem militer AS dan menghack sebuah pusat tenaga nuklir AS pada jaman perang dingin dan hasil hack’annya dijual ke KGB (Agen Rahasia Uni Soviet). Dia ditemukan tewas pada tahun 1988, menurut info dia membakar tubuhnya sendiri, namun siapa tahu ini merupakan konspirasi tingkat tinggi antara US dan Soviet pada perang dingin
2.Adrian Lamo

Dia membobol New York Times untuk mendapatkan info personal dan beberapa security number dan membobol Microsoft. Dia akhirnya didenda $65.000 dollar US. Saat ini dia jadi pembicara di beberapa acara seminar.
3.Kevin Mitnick

Inilah legenda hidup yang saat ini benar-benar mantap dalam dunia hack.
Inilah kelakuan dia:
-Menggunakan Los Angeles bus transfer system buat mendapatkan tumpangan gatis
-Mengelabui FBI
-Hacking kedalam DEC system (Digital Equipment Corporation)
-Mendapatkan administrator positon dalam satu komputer IBM biar menang judi, karena adminnya yang punya laptop IBM tersebut
-Hacking Motorola, NEC, Nokia, Sun Microsystems dan Fujitsu Siemens systems
Dan masih banyak lagi kelakuan dia yang luar biasa.
seorang white hat hacker pun yang bernama Tsutomu Shimomura pun (ahli
juga dia dan merupakan top 5 white hat hacker), dihack komputer systemnya, dan terjadilah perang luar biasa. Dia dilacak dan ditangkap oleh FBI dengan bantuan Tsutomu Shimomura yang melacak (tracking) lewat jaringan HP’ yang dibawa ama Mitnick saat itu. Tapi sekarang dia sudah tobat dan menjadi seorang penulis buku, konsultan security, dan pembicara.
4.Kevin Poulsen

Juga dikenal dengan Dark Dante. Dia menghack database FBI. Selain itu dia
juga menghack seluruh lines phone station karena Memang kemahiran dia menghack lewat phone lines. Saat ini dia jadi senior editor di Wired News, dan berhasil menangkap 744 penawaran sex melalui profiles Myspace.
5.Robert Tappan Moris

Dia berasal dari hannover Jerman yang menamakan komputernya FUCKUP (First Universal Cybernetic-Kinetic Ultra-Micro Programmer). Dia melakukan beberapa keberhasilan dalam menghack pada kurun waktu 1985-1988. Dia
juga seorang cocaine addict.
Dia berhasil membobol beberapa sistem militer AS dan menghack sebuah pusat tenaga nuklir AS pada jaman perang dingin dan hasil hack’annya dijual ke KGB (Agen Rahasia Uni Soviet). Dia ditemukan tewas pada tahun 1988, menurut info dia membakar tubuhnya sendiri, namun siapa tahu ini merupakan konspirasi tingkat tinggi antara US dan Soviet pada perang dingin
terselubung.blogspot.com
Diposting oleh
only 13
di
04.21
0
komentar
Alasan Orang Indonesia Suka Ngaret
Kengaretan muda-mudi kita memang sudah memasuki fase yangsangat mengkhawatirkan. Janjian jam berapa, eh berangkatnya jam berapa. Udah gitu ujung-ujungnya nyalahin macet. Ya emang macet suka bikin kita telat sih, tapi kalau janjian jam 10.00, ya jangan berangkat jam 10.30 juga! Itu mah garansi pasti bakal telat woooii!!! Duh kok jadi marah marah gini.
Nah, MBDC akan menjelaskan ke kamu beberapa alasan kenapa temen-temen kamu, atau bahkan kamu sendiri, suka telat.
1. Waktu Pulau
Apa sih 'waktu pulau' itu? Waktu pulau adalah metode bikin janjian yang emang nggak nyebutin waktu yang spesifik, kamu pasti pernah deh janjian kayak gini. Contohnya: "Oke deh, ntar maleman ya kita ketemu."
Maleman itu jam berapa? Kan nggak disebutin tuh jamnya. Jadi kalau kamu janjian kayak gini dan kamu nungguin dari jam 19.00 sedangkan temen kamu baru nongol jam 23.00, kamu nggak bisa marah juga, kan emang janjiannya 'maleman.'
Contoh janjian dengan waktu pulau yang lain adalah: "Yaudah kita ketemuan abis maghrib aja ya." Ini sangat amat salah. Di samping kental dengan unsur SARA, bisa jadi yang kamu ajak janjian itu nggak tau maghrib itu jam berapa. Jangan marah kalau dia baru nongol jam 10 malam.
2. Pasti Ditungguin
Pada dasarnya orang Indonesia itu sangat toleran. Sayangnya, toleransi ini juga diaplikasikan pada keterlambatan. Emang sih maksudnya baik, cuma kadang orang tuh kalau dibaikin terus jadi nggak merasa kalau salah.
Contoh yang paling konkrit adalah ketika kamu merencanakan jalan-jalan ke pantai bareng temen-temen kamu, janjian jam 8 pagi di tempat yang sudah ditentukan sebelumnya. Nah temen kamu ada yang baru bangun jam 8. Apakah kamu tega meninggalkan dia? Dari pengalaman yang dulu-dulu sih temen kamu ini pasti ditungguin. Ngaret deh jadinya.
3. Yang Lain Juga Ngaret
Alasan yang ke tiga ini merupakan dampak dari dua alasan diatas. Dua alasan diatas memungkinkan seseorang untuk datang tidak tepat waktu, dan pasti ada aja orang yang nggak datang tepat waktu. Mengetahui hal ini, kamu jadi tergoda juga untuk tidak datang tepat waktu.
Biasanya sih yang terlintas di pikiran kamu kurang lebih seperti ini: "Kalo aku datang tepat waktu, paling cengo di sana nungguin yang lain. Rada nelat dikit aja kali ya?". Semua mikir kayak gini ya semua jadi telat lah.
Nah kalau semua orang mikir kayak gini, mending nggak usah janjian sekalian aja deh..
4. Dateng Terakhir Itu Keren
Biasanya dalam acara-acara seperti pesta ulang tahun atau prom atau acara sejenisnya, anak-anak yang dianggap keren itu datengnya telat. Yang dateng duluan itu biasanya yang dianggap culun gitu.
terselubung.blogspot.com
Diposting oleh
only 13
di
04.02
0
komentar
Minggu, 25 November 2012
GoSkaterboardingDay
Setiap tanggal 21 Juni merupakan hari yang spesial untuk para skateboarders di seluruh dunia. Pada hari itu, Skateboarders merayakan "Go Skateboarding Day" (GSD) atau yang juga dikenal dengan Hari Skate Sedunia. Mereka, para skateboarders merayakannya dengan kegembiraan, kreativitas, dan semangat untuk meninggalkan aktivitas lain untuk pergi skateboarding. Mereka menunjukkan dukungan untuk skateboarding dengan meluncur di jalan-jalan kota dan berkumpul di skateparks untuk menyatukan komunitas skateboard. Di Indonesia, perayaan Go Skateboarding Day selalu digelar meriah di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Diposting oleh
only 13
di
04.33
0
komentar
INDIE LABEL MENJADI MAJOR LABEL
D
|
Setidaknya begitulah stereotipe pada SID: beer, glam, tato, punk. Maka demi menghormati mereka, saya pesan bir, bukan es teh, es jeruk, atau jus sore itu sambil menunggu SID selesai latihan di studio mereka, akhir Januari lalu.
Sekitar 15 menit kemudian, usai latihan, personel SID naik ke lantai dua, tempat di mana saya menunggu bersama Dodix, manajer SID, dan Yenny dari manajemen SID. Seorang perempuan yang mengaku sebagai Lady Rose juga ada di sana. Vokalis sekaligus gitaris SID I Made Putra Budi Sartika (Bobby Kool) serta bassist merangkap vokalis latar I Made Eka Arsana (Eka Rock) datang. Jerinx menyusul kemudian.
Sore itu tak ada pengunjung lain di bar di Poppies II, gang salah satu cikal bakal pariwisata di Kuta, bahkan Bali, sehingga menjadi gemerlap seperti saat ini. Jerinx mengajak kami duduk di pojok bar berdinding motif kotak-kotak hitam putih dan poster-poster vintage itu. Ini bukan pertemuan pertama saya dengan mereka. Tapi ini pertama kalinya saya main dan bertemu mereka di Twice Bar, tempat SID sering berkumpul, latihan atau bikin acara dengan para penggemarnya.
Bukannya memesan bir, Eka dan Bobby malah “cuma” pesan minuman a la anak kos, teh dan jeruk manis hangat. Mereka tak meminum bir sama sekali di antara obrolan kami selama hampir tiga jam tersebut, tidak juga bagi Jerinx yang secara fisik terlihat paling rebel dengan tato di seluruh tubuhnya. Sejujurnya, sebelum bertemu, saya sudah berasumsi obrolan itu akan dipenuhi bir atau rokok tanpa henti. Ternyata tidak juga. Selama wawancara, Eka, Bobby, maupun Jerinx sama sekali tak minum bir, hal yang sering mereka perlihatkan saat di atas panggung.
SID dikenal sebagai bad boy atau malah rebel. Dengan musik punk, badan penuh tato, serta lirik-lirik lagu penuh kritik sosial, SID mudah diidentikkan sebagai rebel. Paling tidak mantan manajer SID Rudolf Dethu menyebut begitu. Karena citra rebel ini, mereka bisa menjadi salah satu band dengan jumlah penggemar terbesar di Indonesia. “Mungkin anak-anak sekarang menemukan sosok bad boy pada SID setelah era Slank. Makanya SID punya jutaan penggemar sekarang,” kata Dethu.
Besarnya pengaruh SID dibuktikan dengan masuknya mereka dalam Billboard Uncharted di urutan ke-23 hingga Februari lalu. Di situsnya, Billboard menyatakan bahwa Uncharted ini merupakan daftar musisi baru ataupun berkembang yang belum masuk di Billboard Chart, tanpa mempertimbangkan asal negara musisi. Uncharted didasarkan pada penampilan musisi di media online termasuk jejaring sosial, seperti MySpace, Facebook, Twitter, Last.fm, iLike, Wikipedia, dan seterusnya.
Daftar ini memang bukan peringkat mingguan yang biasa mereka keluarkan sebagai paramater musisi, band maupun penyanyi, dengan tingkat penjualan album tertinggi di Amerika Serikat. SID adalah band Indonesia pertama yang masuk peringkat ini. “Kami tidak terlalu kepikiran akan masuk sana. Billboard jauh dari lirik lagu SID. Kalau masuk Grammy sih ingin,” kata Jerinx.
Informasi masuknya SID dalam Billboard Uncharted ini mereka peroleh dua minggu sebelum kami bertemu untuk artikel ini. Pemberitahuan itu dikirim lewat email oleh Evy Nogy, Editor Billboard. “Mungkin mereka melihat aktifnya kami dalam penggunaan Facebook untuk fans group. Kami tidak hanya memberikan informasi tentang band tapi juga ada interaksi dengan penggemar.
Itu mungkin jadi perhatian Billboard pada kami,” kata Eka. “Prinsipnya, mereka melihat intensity, loyality, and activity di Facebook. Banyak band lain yang mungkin punya penggemar lebih banyak tapi kurang aktif dibanding kami. Jadi, peng-hargaan ini bukan hanya dari sisi kuantitas tapi juga kualitas,” tambah Jerinx.
SID memang termasuk band yang aktif di jejaring sosial, termasuk Facebook. Hingga awal Februari lalu, jumlah penggemar Superman is Dead di Facebook mencapai hampir 1,8 juta orang. Untuk ukuran musisi Indonesia, jumlah ini adalah yang terbesar. Bandingkan misalnya dengan Slank yang punya 833 ribu penggemar, ST 12 dengan 808 ribu penggemar, atau yang paling mendekati adalah Ungu dengan 1,6 juta penggemar.
Namun banyak-nya penggemar juga bisa banyaknya musuh, atau setidaknya “pengawas”. Sebab, 1,8 juta penggemar di Facebook tidaklah berarti semua memang penggemar musik dan lirik band punk kelahiran Kuta ini. “Tidak semua penggemar di Facebook suka SID. Banyak yang ikut di Facebook hanya untuk melihat hal negatif tentang kami,” kata Jerinx.
Perjalanan SID memang tak bisa dilepaskan dari “musuh”, terutama di kalangan musisi punk. Mereka menerbitkan tiga album pertamanya secara indie. Pada tahun 1997, band yang lahir di Kuta ini mengeluarkan album Case 15. Dua tahun kemudian mereka mengeluarkan album sesuai nama band mereka sendiri, Superman is Dead. Album terakhir mereka di jalur indie, Bad, Bad, Bad, terbit pada 2002. Setahun kemudian, mereka dikontrak major label, Sony BMG.
Bersama label ini, hingga saat ini SID telah mengeluarkan empat album, yaitu Kuta Rock City (2003), The Hangover Decade (2005), Black Market Love (2006), dan Angels & the Outsiders (2009). Karena sejarahnya dekat dengan musik indie, maka ketika akhirnya SID dikontrak major label, banyak anak punk nyinyir pada mereka.
Tak hanya nyinyir, sebagian anak punk mewujudkan kebencian tersebut melalui kekerasan pada SID, terutama ketika mereka konser. Di Singaraja, Bali, mereka pernah dilempari batu ketika konser. Di Medan dan Yogyakarta, mereka mengalami kekerasan lebih parah yang bahkan mereka sebut sebagai tindakan barbar. Di Medan, kekerasan terjadi ketika mereka tampil di Universitas Sumatera Utara (USU) pada 7 Oktober 2003, beberapa saat setelah mereka dikontrak Sony BMG.
Sebelum konser dimulai mereka mengaku sudah mendapatkan atmosfer tak enak. Ada selebaran anti SID berisi tulisan “Menjadi Rock Star adalah pilihan. Menjadi Punk Rock Star adalah pengkhianatan.” Aroma kebencian makin terasa ketika SID tampil. Pada lagu kedua, sebagian penonton berpakaian street punk mulai mengeluarkan caci maki ke SID dengan sebutan, “Pengkhianat. Pengkhianat!”
Lalu umpatan itu disertai dengan bentuk kekerasan fisik. Botol air mineral, botol bir, sandal, sepatu, batu, bambu penyangga umbul-umbul, bahkan monitor melayang ke atas panggung.
Bobby dan Eka yang di depan harus menyanyi sambil menghindari semua serangan tersebut. Apalagi saat itu sudah malam sehingga lemparan-lemparan sering tak terlihat. “Mereka yang anti SID ini sebenarnya sedikit dibanding jumlah penonton. Tapi karena aksinya berani dan kasar, maka mereka terlihat menonjol,” kata Rudolf Dethu, manajer SID saat itu.
Masuk lagu keenam, kekerasan itu terus berlanjut. Sampai akhirnya pada lagu keenam, tiga personel SID memutuskan tidak melanjutkan penampilan. Mereka berhenti dan lari ke belakang panggung dengan teriakan dan umpatan yang tidak juga berhenti. Suasana kacau. Bahkan ketika masuk mobil menuju hotel pun mereka masih dikejar-kejar anak-anak street punk tersebut.
Kejadian sama terulang lagi ketika mereka tampil di Yogyakarta, persis sehari setelah tampil di Medan. Mereka dilempari sebagian dari ribuan penonton yang menonton konser SID di Kota Pelajar itu. Saat itu mereka tampil di kampus Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta. Baru pada lagu kedua, sebagian penonton berpakaian street punk bikin huru-hara. Salah satunya bahkan naik ke panggung setelah pura-pura pingsan dan dibawa ke belakang panggung lalu berlari memukul Bobby, vokalis SID. Bobby balik memukul, begitu pula sebagian panitia dan keamanan konser. “Aku ikut-ikutan menghajarnya. Ha-ha-ha,” kata Dethu. Karena suasana kacau, ketiga personel SID dibawa ke masjid kampus UPN agar terhindar dari kekacauan lebih besar.
Kekerasan di Singaraja, Medan, dan Yogyakarta terjadi akibat tuduhan bahwa SID telah sell out, mengkhianati punk dengan masuk ke major label. “Mereka yang benci SID karena masuk major label itu karena indoktrinasi. Mereka punya fanatisme berlebihan terhadap ideologi tertentu termasuk punk. Mereka sama saja dengan fundamentalis. Mereka berasumsi semua yang masuk major label itu brengsek. Padahal tidak juga. Ketika masuk, kami tawar-menawar dulu dengan label. Tapi mereka [anak punk yang benci SID] tidak tahu proses itu. Mereka pikir kami melacur dengan kirim demo dan semacamnya. Itu tidak benar. Label yang cari kami, bukan sebaliknya,” kata Jerinx.
Bobby menimpali, “Orang kalau sudah terindoktrinasi cenderung pakai kaca mata kuda, melihat kebenaran hanya dari satu sisi.” Mereka menambahkan sekali lagi, street punk pembenci SID ini sebenarnya berjumlah sangat sedikit dibanding anak-anak punk lain, yang meski tidak setuju dengan pilihan SID masuk major label namun tetap menjaga persaudaraan maupun menikmati konser SID.
SID punya alasan tersendiri kenapa mereka akhirnya masuk major label. Pertama, lebih menghasilkan dibanding indie label. “Selama delapan tahun main di indie, kami tidak pernah menikmati hasilnya. Jadi kalau bisa dapat major label yang tidak membatasi kami dalam bermusik pasti bagus,” kata Bobby. Mereka bercerita ketika masih di indie, membeli senar gitar saja susah. Mereka pakai sandal untuk simbal. Pakai pick gitar dengan tutup bungkus sabun colek.
“Biar hemat, kami harus merebus senar gitar yang habis dipakai supaya senarnya bagus kembali,” tambah Eka. Parahnya lagi, sering sekali mereka mendapat jawaban klise dari distro yang menjual kaset mereka. “Masak kalian tidak percaya, sih, sampai menagih terus pada kami,” adalah jawaban generik yang diberikan tiap kali anak-anak SID menanyakan hasil penjualan album. Setelah masuk major label, mereka kini menikmati hasil bermusiknya. Bisa punya studio sendiri. Undangan manggung juga datang dari mana-mana meski bayaran mereka saat ini antara Rp 40-50 juta.
Mereka menepis tuduhan bahwa mereka melacur. Jika sebagian band mengemis pada major label agar dikontrak, maka tidak demikian dengan SID. Menurut Dethu, mereka tidak pernah menawarkan CD demo pada major label tapi justru sebaliknya, mereka dicari melalui perantara teman. “Kami berikan CD ke Pak Yan Djuhana [bos Sony BMG] . Lalu beberapa bulan kemudian dia telepon kami mengajak rekaman. Tentu saja kami senang. Tapi tawaran ini juga jadi perdebatan kami secara internal apakah diterima atau tidak,” kata Dethu. Ketakutan Jerinx, Bobby, Eka, dan Dethu saat itu karena mereka takut dianggap selling out oleh komunitas punk.
Setelah negosiasi cukup alot, SID lalu sepakat menerima tawaran tersebut dengan sejumlah syarat, seperti komposisi dan lirik yang digunakan. Karena terbiasa menggunakan bahasa Inggris, SID meminta agar semua lagu ditulis dalam bahasa Inggris. Sebaliknya, pihak Sony BMG justru minta semua dalam bahasa Indonesia. Komprominya kemudian adalah materi lagu terdiri dari 70 persen bahasa Inggris, 30 persen bahasa Indonesia. Jadi, dari 14 lagu pada album pertama, empat di antaranya berbahasa Indonesia, 10 menggunakan bahasa Inggris. “Itu bentuk kompromi kami dengan major label. Kami justru belajar membuat lirik bahasa Indonesia setelah kontrak dengan major label. Kalau ada keterlibatan lain Sony BMG dalam pemilihan lagu, lebih pada urutan lagu dalam album. Bagi kami, tidak masalah urutannya. Toh semuanya lagu kami sendiri,” kata Jerinx.
Di bawah salah satu label terbesar di Indonesia, distribusi album pertama SID bersama Sony BMG langsung naik ratusan kali lipat. Kalau zaman indie mereka paling banyak bisa jual 400 keping kaset atau maksimal 1.000 keping, sekarang mereka bisa distribusi album hingga 400.000 copy. Ini alasan kedua kenapa SID mau rekaman di bawah major label. “Buat apa bikin musik bagus kalau tidak didengar orang lain? Seidealis apa pun musisinya, pasti dia ingin didengar,” ujar Jerinx
http://www.supermanisdead.net
Diposting oleh
only 13
di
04.00
0
komentar
Kamis, 16 Agustus 2012
Memories of 2009
Budi Suwarna
”More! More! More!” Teriak puluhan penonton meminta Superman Is Dead (SID) menyanyikan lagi beberapa lagu. Ini bukan terjadi di konser SID di Indonesia, melainkan di arena Warped Tour 2009 di Time Warner Cable Amphitheatre di Cleveland, Ohio, Amerika Serikat.
Sayang SID tidak bisa memenuhi permintaan mereka karena jatah manggungnya selama 20 menit sudah berakhir. Sambil turun panggung, vokalis SID, Bobby Kool, berteriak, ”Kamu bisa mendengarkan CD album kami.”
Sebagian penonton pun mendatangi personel SID di belakang panggung, berbincang, kemudian membeli CD album SID. Mereka juga meminta tanda tangan dan foto bersama SID.
Selain di Cleveland, kata Eka Rock, SID juga mendapat sambutan meriah di Indianapolis dan Las Cruces. Di Las Cruces, SID bahkan bisa memancing penonton untuk moshing atau saling mendorong dan saling mengempaskan tubuh di tengah massa ketika SID main.
Di kota-kota lain, penampilan SID umumnya hanya ditonton rata-rata 30 orang. Itu masih bagus. Banyak band lain yang hanya ditonton sekitar 10 orang.
Di ajang ini, band yang belum punya nama memang harus bersaing langsung dengan band tenar, seperti Bad Religion, NOFX, Anti Flag, dan A Day to Remember, merebut penonton. Di Pittsburgh, misalnya, SID harus bermain pada waktu yang hampir bersamaan dengan NOFX dan Anti Flag. Panggung mereka pun hanya berjarak masing-masing 30-an meter. Bisa ditebak, penonton lebih melirik NOFX dan Anti Flag.
Agar ditonton banyak orang, personel band yang belum punya nama harus promosi keliling arena Warped Tour sambil membawa papan bertuliskan nama bandnya dan jadwal manggung hari itu. Ada pula yang mengecat nama band mereka di aspal di lokasi-lokasi strategis atau membagi selebaran.
Personel SID berusaha memikat perhatian dengan berputar-putar arena Warped Tour mengenakan kain kotak-kotak dan penutup kepala khas Bali. Di tengah kerumunan massa, mereka berteriak, ”We are from Bali, Indonesia.”
Hasilnya? Mereka menemukan beberapa orang yang sudah tahu SID dari situs Myspace. Sebaliknya, mereka pun menemukan beberapa orang yang jangankan tahu SID, tahu Bali dan Indonesia saja tidak. Di California, misalnya, seorang pengunjung Warped Tour bertanya, ”Apakah Anda orang Meksiko?”
”Bukan. Kami dari Bali.”
”Oh, Bali (dia melafalkannya ballay). Apakah itu suatu tempat di California?”
(Gubrak!!!)
Pada akhirnya, para personel SID harus menjadi ”duta bangsa” yang tidak hanya menjelaskan musiknya, melainkan juga letak Indonesia di peta dunia. Kemudian, SID memberikan gambaran bahwa Bali itu Pulau Dewata yang indah-permai, gemah ripah loh jinawi. Untungnya, mereka tidak banyak bertanya soal teror bom di Indonesia.
Hemat
Bagaimana SID bisa bermain di festival punk terbesar di dunia ini? Jerinx, drumer SID, mengatakan, mereka direkomendasikan NOFX yang mereka kenal ketika band itu konser di Bali tahun 2007. Saat itu, SID menjadi band pembuka konser NOFX.
Apa makna tur ini bagi SID? Jerinx mengatakan, tur ini memberi pengalaman yang sangat berarti. ”Kami sekarang tahu bagaimana cara bersaing dengan band-band lain, bagaimana cara tampil di festival sebesar Warped,” ujarnya.
Di ajang Warped Tour kali ini, SID menjadi satu-satunya band dari Asia. Dalam sejarah Warped Tour yang dimulai tahun 1994, selain SID, baru ada dua band asal China dan Jepang yang bisa tampil di sini.
SID tampil di 11 dari 47 kota di AS dan Kanada. Penampilan perdana mereka dimulai di beberapa kota di California yang berada di pantai barat AS. Mereka kemudian bergerak ke Arizona di selatan, New Mexico di tengah, Texas, Indianapolis, terus bergerak ke pantai timur ke Ohio dan Pennsylvania. Dengan demikian, perjalanan SID bisa dikatakan membelah AS dari pantai barat ke timur yang kalau menggunakan pesawat bisa berjam-jam.
Tapi, SID tidak menggunakan pesawat. Mereka memakai mobil van sewaan yang disesaki tujuh penumpang ditambah peralatan band dan tas-tas besar. Perjalanan ini memang jauh dari mewah. Modal untuk tur di AS yang diperoleh SID dari sponsor, menurut Bobby, tidak lebih dari Rp 250 juta. Sementara honor setiap tampil di Warped Tour hanya 250 dollar AS dipotong pajak 30 persen.
Uang itu harus dicukup-cukupkan untuk menutup semua pengeluaran SID selama mengikuti Warped Tour dari 26 Juni-9 Juli yang dilanjutkan dengan konser From Bali With Rock di enam kota di AS hingga akhir Juli nanti.
Karena itu, mereka benar-benar hemat. Mereka, misalnya, hanya menyewa satu kamar hotel untuk tujuh orang. ”Pokoknya gila deh,” kata Boby, Jumat (10/7), ketika berbincang-bincang di Washington DC.
Bebas
Di Indonesia, nama SID kini sedang melambung tinggi. Lagunya, ”Jika Kami Bersama”, belakangan ini sering diputar di layar televisi dan radio. Namun, jauh sebelum lagu itu keluar, SID yang dibentuk tahun 1995 telah malang melintang di sejumlah gig atau panggung indie. Mereka juga sempat merilis tiga album indie tahun 1997, 1999, dan 2002.
Tahun 2003, SID bergabung dengan label Sony Music Indonesia dan menelurkan album Kuta Rock City. Lewat dua lagu andalan, ”Kuta Rock City” dan ”Punk Hari Ini”, mereka langsung disejajarkan dengan grup-grup rock mapan Indonesia. Masih bersama Sony, tahun 2004, 2006, dan 2009 SID berturut-turut merilis album The Hangover Decade, Blackmarket Love, dan Angles and The Outsiders.
Bersamaan dengan itu, komunitas penggemar SID, Outsiders, pun terbentuk di beberapa daerah, seperti Yogyakarta, Bandung, Bali, dan Jakarta.
Meski bergabung dengan label utama, SID tidak banyak berubah. Musik mereka tetap garang dan lirik lagunya masih menyuarakan kepentingan kaum marjinal, mengecam kesewenang-wenangan politik, dan kemarahan alam. Buat SID, lanjut Jerinx, musisi harus memiliki keberpihakan pada yang lemah.
Citra SID sebagai band yang garang, kasar, dan berandalan juga tetap melekat meski sebenarnya para personel SID dalam keseharian ternyata amat santun dan gaya hidupnya sangat biasa. Eka yang asli Negara, Bali, dan bernama asli I Made Eka Arsana (34), rajin minum susu; Jerinx atau I Gede Ari Astina (32) berusaha menjadi vegetarian; Bobby atau I Made Putra Budi Sartika (32) jarang merokok.
http://www.supermanisdead.net
Diposting oleh
only 13
di
06.18
0
komentar
Langganan:
Postingan (Atom)